PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN
MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC KONTROLER BERBASIS PLC
Thiang, Fengky, Anies Hannawati, Resmana
Jurusan
Teknik Elektro
Universitas
Kristen Petra
Siwalankerto
121-131, Surabaya – Indonesia
Telp : (031) 8439040, fax : (031) 8436418
E-mail
:
Abstrak
Makalah
ini menyajikan pengembangan sistem kendali fuzzy logic untuk pengendalian
kecepatan motor dc dengan berbasis Programmable Logic Controller (PLC). PLC
yang digunakan adalah PLC Omron C28H dengan spesial I/O Fuzzy Logic
Unit FZ001 dan Analog I/O Unit.
Sistem
yang dikendalikan adalah sebuah motor servo DC yang dikopel pada sebuah
generator DC. Sebagai beban untuk generator, digunakan lampu bola lampu DC
variabel . Ada dua hal yang dikendalikan
secara fuzzy yaitu mengatur kecepatan putaran motor dan mengatur tegangan
output generator. Eksitasi tegangan jangkar motor DC menggunakan teknik Pulse
Width Modulation (PWM). Sebagai feedback dari sistem konrol ini adalah
frekuensi sinyal dari tachometer yang diubah menjadi tegangan. Frekuensi sinyal
ini yang menunjukkan kecepatan motor. Feedback untuk sistem kontrol tegangan generator diambil dari
tegangan output generator.
Input
sistem fuzzy adalah sinyal error dan kecepatan perubahan error, sedangkan
output fuzzy adalah perubahan tegangan motor dc. Baik input maupun output
mempunyai 5 label membership function. Jumlah fuzzy if-then rule yang digunakan
di sini sebanyak 25 buah. Desain membership function dan rule berdasarkan pada
pendekatan respon sistem kontrol ber-feedback.
Proses fuzzy inference dilakukan oleh Fuzzy Logic Unit FZ001.
Percobaan
dilakukan dengan memberikan setting-point fungsi step untuk berbagai variasi beban serta pemberian
gangguan. Pengujian dilakukan untuk melihat respons sistem pada pengendalian
putaran motor maupun pada pengendalian tegangan output generator. Output respon
sistem menunjukan hasil yang cukup cepat dengan kehadiran gangguan.
Pengembangan kendali fuzzy menggunakan PLC sangat cepat dan relatif mudah untuk
dibuat karena modul fuzzy logic telah tersedia.
Kata kunci: Kendali
Fuzzy Logic, Programmable Logic Control (PLC), Motor-Generator
1. Pendahuluan
Saat ini Programmable Logic
Cotroller (PLC) banyak digunakan dalam industri, karena itu perlu diperkenalkan
teknik kendali fuzzy logic dalam sistem kontrol di industri dengan berbsis PLC.
Walaupun penggunaan teknik kendali Fuzzy Logic telah cukup meluas pada berbagai
aplikasi mulai dari kendali proses industri, elektronika rumah tangga, kendali
robot dan lain-lain tetapi sebagian besar implementasinya menggunakan
mikrokontroler atau personal computer. Dalam makalah ini disajikan pengembangan
sistem kendali fuzzy logic untuk pengendalian kecepatan motor dc dengan
berbasis PLC. Implementasi kendali fuzzy logic pada PLC menjadi mudah dilakukan
sejak tersedia modul-modul fuzzy bagi PLC dan modul-modul tersebut sangat
membantu dalam mempersingkat waktu yang diperlukan untuk pengembangan sistem
kendali fuzzy logic.
2. Perancangan Sistem
Perancangan
sistem kendali kecepatan putaran motor servo DC ini dibagi atas dua bagian yang
saling berkaitan satu dengan lainnya, yaitu perencanaan perangkat keras dan
perencanaan perangkat lunak. Gambar 1 memperlihatkan blok diagram sistem
pengendali kecepatan putaran motor servo DC.
Gambar 1. Blok Diagram Sistem Kendali Kecepatan Motor Servo DC
a. Perangkat Keras
Sistem plant yang dibuat terdiri dari sebuah motor servo DC, sebuah generator DC dan 6 buah lampu DC. Motor servo dikopelkan langsung ke generator sehingga perputaran dari motor menghasilkan tegangan pada generator. Lampu DC digunakan sebagai beban daripada generator. Besar tegangan lampu DC diatur melalui suatu rangkaian driver sehingga dapat menghasilkan beban yang variabel bagi generator.
Ada
dua tipe kontrol yang dikembangkan yaitu kontrol kecepatan motor dan kontrol
tegangan output generator. Karena itu ada dua parameter yang digunakan sebagai
feedback input pada PLC. Parameter pertama adalah frekuensi sinyal dari
tachometer yang menunjukkan kecepatan motor. Besaran frekuensi ini, oleh
rangkaian pengubah frekuensi ke tegangan, diubah menjadi tegangan kemudian
diinputkan pada PLC melalui Analog Input
Unit (AD002 unit). Parameter kedua adalah tegangan output generator yang juga
diinputkan pada PLC melalui Analog Input Unit. Suatu rangkaian pengkondisi
sinyal ditambahkan untuk menurunkan tegangan output generator agar sesuai
dengan range tegangan Analog Input Unit.
Rangkaian driver motor servo DC dibuat
dengan metode Pulse Width Modulation (PWM).
Metode PWM dalam kontrol kecepatan putaran motor didapatkan dengan mengatur duty cycle dari pulsa yang diberikan ke
motor. Semakin besar duty cycle pulsa
yang diberikan ke motor maka semakin cepat putaran motor karena tegangan
rata-rata semakin besar. Karena output analog PLC (DA001 unit) adalah arus 4 –
20 mA maka sebelum ke rangkaian driver motor perlu ditambahkan rangkaian yang
mengubah arus 4 – 20 mA menjadi tegangan –5 - 5 volt.
Rangkaian driver beban digunakan untuk
menghasilkan beban generator yang variabel. Beban dari generator dalam sistem
ini berupa lampu DC 12V 6W berjumlah 6 buah. Masing-masing lampu dapat diatur
nyala matinya menggunakan relay
dari PLC. Rangkaian driver ini mempunyai
input 4 – 20mA yang didapat dari PLC melalui Analog Output Unit (DA001). Dengan
mengatur tegangan lampu maka dengan demikian juga dapat mengatur daya dari
lampu tersebut sehingga dihasilkan beban yang variabel.
b.
Perangkat Lunak
Pembuatan Membership Function dan Fuzzy If-Then Rule
Sebagai
langkah pertama akan didesain knowledge
base untuk fuzzy logic unit. Knowledge
base tersebut berupa membership function dari input dan output serta fuzzy
if-then rule. Pembuatan knowledge base
untuk fuzzy logic unit menggunakan perangkat lunak yaitu Fuzzy Support Software
(FSS). Perangkat lunak ini dioperasikan pada PC dan kemudian dapat ditransfer
ke Fuzzy Logic Unit dengan protokol
komunikasi RS-232C melalui COM1 dengan baud rate 9.600 bps.
Pada
kontrol kecepatan motor, ada dua crisp input yaitu error kecepatan motor (SE)
dan perubahan error kecepatan motor (dSE), sedangkan crisp output
adalah perubahan level duty cycle PWM. Untuk kontrol tegangan generator, ada
dua crisp input yaitu error tegangan generator (VE) dan perubahan error tegangan generator (dV E),
sedangkan crisp output adalah perubahan level duty cycle PWM. Membership
function untuk masing-masing input dan output dari kontrol kecepatan motor dan
kontrol tegangan output generator dibuat sama. Gambar 2 dan 3 menunjukkan
membership function untuk input dan output yang didesain.
Proses pembuatan fuzzy if-then rule
dilakukan dengan mengekstrak kemampuan manusia dalam mengendalikan suatu sistem
kendali. Fuzzy if-then rule untuk kontrol kecepatan motor dan kontrol tegangan
output genetator dibuat sama dan dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 2. Membership Function untuk Input Error dan Input Perubahan Error
Gambar 3. Membership Function untuk Output Perubahan Level Duty Cycle
Gambar 4. Matrik Fuzzy If-Then Rule
Perencanaan Diagram Ladder Program PLC
Algoritma fuzzy logic kontroler
baik untuk kontrol kecepatan motor maupun kontrol tegangan generator adalah
sama dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
l Mengambil data pembacaan kecepatan putaran
motor atau tegangan generator dari A/D Unit (AD002).
l Menghitung kesalahan kecepatan putaran
motor (SEn = SPS + 2048 – PVS) atau kesalahan tegangan generator (VEn = SPV +
2048 - PVV). Harga 2048 merupakan harga offset.
l Menghitung perubahan kesalahan kecepatan
putaran motor (dSE = SEn + 2048 – SEn-1) atau perubahan kesalahan tegangan
generator (dVE = VEn + 2048 – VEn-1). Mengganti SEn-1 = SEn atau VEn-1 = VEn.
l Memasukkan harga kesalahan kecepatan
putaran motor (SE) dan perubahan kesalahan kecepatan putaran motor (dSE) atau
harga kesalahan tegangan generator (VE) dan perubahan kesalahan tegangan
generator (dVE) sebagai input proses perhitungan fuzzy.
l Mengambil output dari perhitungan fuzzy
untuk kendali kecepatan putaran motor (dOS) atau kendali tegangan generator
(dOV) dan kemudian dikurangi dengan offset (2048). Selanjutnya dijumlahkan
dengan output sebelumnya (Osn = Osn-1 + dOs atau Ovn = Ovn-1 +dOv) dan
dioutputkan ke D/A Unit (4 – 20mA).
Langkah-langkah
tersebut di atas dilakukan secara berulang-ulang. Diagram alir dari Algoritma tersebut
dapat dilihat pada gambar 5.
3.
Hasil Pengujian
Pengujian untuk sistem kontrol kecepatan putaran
motor dan sistem kontrol tegangan output generator dengan logika fuzzy dibagi
menjadi 3 macam pengujian, yaitu :
1.
Pengujian
sistem terhadap variasi setting point (SP).
2.
Pengujian
sistem terhadap variasi beban.
3.
Pengujian
sistem terhadap gangguan (disturbance), di mana gangguan yang diberikan adalah
beban yang diberikan secara tiba-tiba.
4.
Pengujian
sistem terhadap variasi jumlah label dalam membership function.
Data
hasil pengujian diambil dengan bantuan software SCADA yaitu Intellution Fix. Software ini berjalan
di personal computer dan berkomunikasi dengan PLC melalui serial port.
Gambar 5. Diagram Alir Fuzzy Logic Kontroler dengan Fuzzy logic Unit (FZ001)
a.
Pengujian Sistem terhadap Variasi Setting
Point.
Kontrol Kecepatan Motor
Dalam pengujian ini diambil 3 macam variasi Setting Point (SP) yang diberikan pada
sistem. Gambar 6 menunjukkan respon sistem terhadap setting point 300 rpm, 400
rpm, 500 rpm.
Kontrol Tegangan Output Generator
Dalam pengujian ini diambil 3 nilai setting point yaitu
tegangan generator 6V, 7V dan 8V. Respon sistem untuk masing-masing setting
point dapat dilihat pada gambar 7.
Baik
untuk sistem kontrol kecepatan motor dan kontrol tegangan output generator,
grafik respon sistem menunjukkan bahwa settling
time (ts) untuk setiap SP sama cepat karena tidak ada perbedaan yang
menyolok dan steady state error (Es)
untuk setiap SP juga tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya.
b.
Pengujian Sistem terhadap Variasi Beban.
Kontrol Kecepatan Motor
Dalam pengujian ini diambil 3 macam beban yang
diberikan kepada sistem dan dilihat respon sistem dengan SP yang sama terhadap
pembebanan tersebut. Beban yang diberikan berupa jumlah lampu yang menyala
dengan tegangan tertentu (5 volt) yang dibebankan ke generator. Dengan
bertambahnya beban yang ada maka torsi untuk pemutaran motor menjadi bertambah
besar. Gambar 8 menunjukkan grafik-grafik respon sistem terhadap pembebanan
yang diberikan.
Dari grafik-grafik respon sistem
terhadap pembebanan tersebut dapat dilihat bahwa Settling Time (ts) untuk pengujian dengan variasi beban (1 lampu, 2
lampu, 3 lampu) hampir sama cepatnya. Steady
state error (Es) untuk setiap beban yang diberikan tidaklah jauh berbeda
atau hampir sama. Sehingga dapat dikatakan sistem kendali memiliki respon yang
baik.
Kontrol Tegangan Output Generator
3
macam beban diujikan pada sistem yaitu 1 lampu, 2 lampu dan 3 lampu dengan
tegangan 5V. Setting Point untuk
setiap pengujian adalah sama yaitu 8V. Grafik-grafik hasil pengujian terhadap
variasi beban dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 6. Respon Sistem Kontrol Kecepatan Motor terhadap Variasi Setting Point
Gambar 7. Respon Sistem Kontrol Tegangan Output Generator terhadap Variasi Setting Point
Gambar 8. Respon Sistem Kontrol Kecepatan Motor dengan
SP = 500 rpm terhadap Variasi Beban Lampu
Gambar 9. Respon Sistem Kontrol Tegangan Output Generator
dengan SP = 8 V terhadap Variasi Beban
Dari
grafik-grafik respon sistem terhadap variasi pembebanan tersebut menunjukkan
bahwa Settling time (ts) untuk setiap
pembebanan yang diberikan hampir sama cepatnya. Steady state error (Es) untuk setiap penambahan beban bertambah
besar namun masih tetap relatif kecil.
c.
Pengujian Sistem terhadap
Gangguan (Disturbance)
Gangguan (disturbance) diadakan dengan jalan
memberikan beban secara tiba-tiba pada waktu respon sistem telah mencapai
keadaan steady state. Gambar 10
adalah grafik yang menunjukkan aksi sistem kontrol kecepatan motor dan tegangan
output generator terhadap gangguan yang terjadi. Terlihat bahwa sistem
mempunyai respon cukup baik dalam mengatasi gangguan.
d. Pengujian Sistem terhadap Variasi
Jumlah Label dalam Membership Function
Semua hasil pengujian yang dijabarkan sebelumnya didapatkan dari pengujian yang menggunakan membership function dengan 7 label. Pengujian juga dilakukan menggunakan membership function dengan 5 label dan 6 label. Berikut adalah membership function dan matrik rule dengan 5 label dan 6 label untuk kontrol kecepatan motor dan kontrol tegangan output generator.
Grafik hasil pengujian respon sistem
kontrol kecepatan motor terhadap variasi jumlah label membership function dapat
dilihat pada gambar 14, sedangkan untuk sistem kontrol tegangan output
generator pada gambar 15.
Gambar 10. Respon Sistem Kontrol terhadap Pemberian Gangguan
Gambar 11. Membership Function dengan 5 Label dan 6 Label
untuk input error dan perubahan error
Gambar 12. Membership Function dengan 5 Label dan 6 Label
untuk Output Perubahan Level Duty Cycle
Gambar 13. Matrik Fuzzy If-Then Rule dengan 5 Label dan 6 Label
Gambar 14. Respon Sistem Kontrol Kecepatan Motor terhadap Variasi
Jumlah Label dalam Membership Function dengan SP = 500 rpm
Gambar 15. Respon Sistem Kontrol Tegangan Output Generator terhadap Variasi
Jumlah Label dalam Membership Function dengan SP = 500 rpm
Dari grafik-grafik pengujian respon
sistem terhadap variasi jumlah label menunjukkan bahwa Settling time (ts) untuk setiap jumlah label yang diujikan sama
cepat dan tidak jauh berbeda satu dengan lain. Steady state error (Es) yang terbaik adalah sistem dengan 7 label membership function. Sistem yang
menggunakan 6 label membership function mempunyai steady state error (Es) terburuk, hal ini disebabkan karena tidak
ada zero.
4.
Kesimpulan
Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan terdapat
beberapa hal yang perlu dicatat antara lain :
·
Proses
eksperimen menunjukkan bahwa mengimplementasikan teknik kendali fuzzy logic
pada PLC relatif mudah dilakukan dengan bantuan modul-modul fuzzy. Dengan
tersedianya modul fuzzy ini sangat membantu dalam mempersingkat waktu perancangan
sistem kendali..
·
Dari
hasil pengujian menunjukkan bahwa
kendali fuzzy logic mampu mengatasi gangguan dengan baik dan mempunyai
respon yang cepat.
·
Dari
penelitian dan eksperimen dilakukan, penggunaan PLC dalam industri tidak
terbatas pada proses-proses sekuensial tetapi dapat dikembangkan sampai
penerapan sistem kendali yang lebih kompleks khususnya kendali fuzzy logic.
5.
Daftar Pustaka
1.
Jamsihidi, M. Fuzzy
Logic and Control. New Jersey: Prentice-Hall, 1993.
2. C28H Operation Manual, Omron Co., Ltd., September 1992.
3. SYSMAC C200H-FZ001 Fuzzy Logic Unit Operation Manual, Omron Co., Ltd., Juni 1993.
4. SYSMAC
C200H/C200HS C200H-AD002/DA002 Analog I/O Units Operation Guide,
Omron Co., Ltd., September 1995.
5. SYSMAC
C200H/C200HS C200H-AD001/DA001 Analog I/O Units Operation Guide,
Omron Co., Ltd., Februari 1993.
6.
Ucapan Terima Kasih
Terima
kasih kepada rekan-rekan laboratorium Sistem Kontrol dan teman-teman dosen
Jurusan Teknik Elektro atas dukungan yang telah diberikan sehingga penelitian
ini bisa terlaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar